Saturday, May 12, 2012
Kenapa? Kenapa?? Kenapa????
Saya sungguh iri dengan pencapaiannya. Ia dulu adalah teman satu madrasah, tetapi sekarang ia jauh lebih sukses dalam menggapai bintangnya. Padahal, setelah lulus madrasah ibtidaiyah (setingkat SD) saya melanjutkan di sekolah terfavorit kedua di kabupaten, sedangkan ia hanya sekolah di suatu madrasah tsanawiyah yang akreditasinya di bawah sekolah saya. Tapi faktanya sekarang ia sedang menimba ilmu di salah satu madrasah aliyah favorit di luar kota tempat saya tinggal, sedangkan saya hanya bersekolah di SMA terfavorit di kabupaten saya saja. Ketika memikirkan hal itu, saya ingin sekali mengalahkannya. Tetapi, di sisi lain saya pun tidak tahu bagaimana caranya. Sebenarnya saya juga bingung, apa karena saya telah kalah dalam persaingan dengannya kemudian saya ingin mengalahkannya? Pernah terbesit di pikiran kalau saya lulus SMA nanti, saya akan kuliah di luar negeri. Tetapi saya ini hanya orang kampung, apakah saya bisa melakukan pencapaian setinggi itu? Lalu, kalau sudah kuliah di luar negeri apa yang mau saya lakukan? Pamer kepadanya kalau saya sudah jauh lebih sukses? Atau jangan-jangan ketika saya mengatakan itu kepadanya, ia malah suadah jauuuh lebih sukses dari saya! Ah, rasa iri ini sungguh membuat saya risau. Ketika melihat foto-foto postingannya di facebook saat berlibur di luar jawa, hati saya ngilu. Kenapa ia yang lebih sukses? Kenapa bukan saya saja yang melebihinya? Sejak di madrasah ibtidaiyah ia pun selalu mengungguli saya, sedangkan saya selalu ada di belakangnya alias jadi yang kedua. Kenapa sampai sekarang pun saya belum bisa mengunggulinya? Dulu pernah sekali saya mengunggulinya ketika saya mendapatkan nilai 10,00 saat UAS BN tetapi tetap saja ada hal lain yang selalu tidak mau kalah olehnya. Saya mendapatkan nilai 10,00 untuk mapel matematika dan ia mendapakan nilai 10,00 untuk mapel bahasa inggris. Kenapa tidaka saya saja yang unggul? Kenapa? Kenapa??...
Subscribe to:
Comments (Atom)